Kamis, 22 April 2010

The Mystery Behind Recurring Dreams


Recurring dreams indicate danger because they are reminding the dreamers that they have postponed and obligation, or that they have to stop making a certain mistake.

During the course of my 20 years working in dream analysis with people who embraced the processes and others who didn't, I observed that recurring dreams are very serious warnings designed to enlighten the dreamers before impending doom.

Everyone who has recurring dreams for a long period of time faces a tragic event in the end. This happens because they are indifferent to the unconscious warnings in the symbolic form of dream images, and they don't do what they need to in order to avoid suffering.

Most people in our world completely despise their dreams, believing they are merely reflections of their worries, or that they are disorganized images that have no meaning at all.

However, the truth is, that once we learn how to translate dream messages according to the scientific method of dream interpretation, we observe that all dreams work like psychotherapy containing crucial information and optimal guidance.

The wise unconscious mind that produces our dreams follows another logic, totally different from our ignorant and selfish logic.

For example, the complicated Greek language has its roots in the remote past. It is a difficult language because too many changes have happened with the Greek population during so many years of evolution. The Greek alphabet has 5 variations of the letter "i" which today are pronounced in the same way, but in the past each "i" of the Greek language was pronounced differently.

We cannot understand the logic of the Greek language if we do not know its evolution; formation and various stages of development over time.

The same happens when we analyze the dream language.

The psychiatrist Carl Jung was the only one who managed to really decipher the hidden code of the symbolism contained in all dreams after a very arduous historical research, and after comparing numerous dreams for years.

I have proved in my work that his discoveries are real, and I have even continued his research in the unknown region of the human psyche through dream interpretation. I have discovered more than him and I have simplified his complicated method.

We have inherited a wild conscience, the anti-conscience, which occupies the biggest part of our brain. It is violent, immoral and cruel like all wild animals, and it keeps trying to destroy our tiny human conscience through absurdity.

This truth will alarm you, and prove that you have to care about the meaning of your dreams so that you won't be a victim of your wild side.

The mystery behind all recurring dreams is that they are trying to prevent future catastrophes provoked by the anti-conscience.

You must learn how to translate your dreams without delay. Follow the unconscious guidance and escape from this tragic end.

The unconscious mind will show you how you can eliminate the dangerous influence of the anti-conscience forever.Instead of facing tragic events, you'll attain complete consciousness and become a real genius.

Senin, 19 April 2010

Future of Television


Television as we know it is changing. Even in the last few years with easy ways of recording your programs and watching them later, the experience has changed. In the future television is going to be a completely different experience compared to today's model.

One model that television might become is the Hulu model. That is where television shows are put up for a few weeks to watch on demand streaming them from the internet. There will be no need to tape anything as the content will be available for a certain period of time. Hulu has hinted that they may add a subscription service for the shows. Instead of paying a cable company for television, you may end up with an on demand system that works much like Hulu. These can be supported by the advertisements that are in them just like it does on television. This is one option for the future of television especially as broadband and internet speeds get faster.


Other future options might be torrents. Torrents are typically seen as shady and illegal. There is nothing illegal about torrents as you can have legal content as well as illegal content downloaded via a torrent.


Currently networks are having a hard time fighting illegal torrents. People tape the show, strip out the commercials, and put them online. With certain shows like Lost millions of people watch the torrent version of the show. In the future networks might take advantage of this and try to make some money off this. They could release the official torrent with some commercials in it. Most people would probably download the legal version because the illegal one isn't worth losing your connection of being sued to just skip a few commercials in the content. This is a very easy way to distribute content without worrying about bandwidth issues since torrents share bandwidth with users versus using a server.

Sabtu, 17 April 2010

Atas Nama Taaruf





Saudariku....sahabatku...

ukhty muslimah....

Sungguhpun taaruf bukanlah sebuah permainan....bukan sekedar coba-coba...bukan
sekedar perkiraan...

"hmm..siapa tau cocok..."

"hmm...siapa tau jodoh..."

"siapa tau..."siapa tau...'

atau bahkan...

" Hmm....lumayanlah...buat hepi-hepian...???????"

Astaghfirullah....

Sungguh...Taaruf itu bukanlah sebuah keisengan seperti itu....!!!!

Bagaimana mungkin SATU-SATUNYA JALAN YANG DIHALALKAN OLEH ALLAH...OLEH
ISLAM..
adalah sebuah permainan iseng...permainan coba-coba...sebuah
kesenangan terselubung...??????

Bagaimana mungkin suatu upaya untuk menghindari PACARAN...justru tanpa disadari
masuk dalamPACARAN tersebut...

Bagaimana mungkin sebuah upaya untuk membuahkan suatu yang suci...suatu
ikatan yang mahal harganya...sebuah perjanjian agung yakni PERNIKAHAN
adalah sebuah lelucon yang bisa dilakukan dengan siapa saja...siapa
saja yang mau...siapa saja yang ada...atau sebuah iseng-iseng
berhadiah...?????????????? ?

Dengan perkataan...

"coba ah...sama dia...siapa tau...hehehe..???????????"

TAARUF BUKAN HAL-HAL REMEH TEMEH SEPERTI ITU....!!!!!!!

TAARUF ITU SUNGGUH SUCI...!!!


Sungguh bukan hak saya untuk berkata demikian sebenarnya...

Saya bukan siapa-siapa...bahkan saya adalah orang yang sangat sangat awam
dengan masalah ini....

Tapi...sungguh miris hati saya ketika melihat realita...taaruf seakan
jadi sebuah solusi atau jalan lain karena tidak boleh pacaran...!!!

Akhibatnya...??? taaruf tiada bedanya dengan pacaran...???

Lalu...??? taaruf adalah pacaran hanya dibungkus dengan "selimut
Islami..."????????

Jika pacaran yang dibicarakan adalah...(hmm..mungkin ..^^)

"sayang...ketemuan yuk..."

Taaruf...

"ukhty...sholat tahajud dulu...??????????"

Jika pacaran mengungkapkan perasaan dengan

"sayang...aku cinta kamu..."

Taaruf ...??

"ukhty...sungguh hati ini mencintaimu karena Allah...????"

Sms-sms penuh perhatian...tiap hari...tiap jam...

Telepon-telepon mengobrol kehidupan sehari-hari...

Chatting..???

YANG DIBICARAKAN...??????? hmm..tidak jauh beda...!!!

Kiranya semuanya telah tau...

Bahwa wanita adalah fitnah terbesar bagi seorang laki-laki...

Namun...saya wanita...dan ukhty pun wanita...

Tapi kita juga tau...bahwa perhatian laki-laki...kasih sayangnya...sikap
melindunginya...kesetiaann ya adalah cobaan yang tidak kalah hebatnya bagi
seorang wanita...

Mungkin kami para akhwat pada awalnya akan berkata...

"iih...iseng bgt sih..."

"nyebelin..."

"ganjen..."

"TP TP..."

"ngapain sih ngajak-ngajak taarufan nggak jelas.."

TAPI....kita semua juga tau....

Cinta itu tumbuh karena terbiasa...

terbiasa dekat...

terbiasa ada...

terbiasa bersama...

terbiasa berantem..hhe..^^

terbiasa saling menyapa...

terbiasa diberi perhatian...

terbiasa saling mengobrol...hmm...

Cinta itu teramat bening...

saat ini tiada apapun...namun perlahan...tanpa kita sadari...dia sudah menjalar
ke seluruh bagian jiwa kita,,,menguasai kita...

Awalnya mungkin kita akan merasa sebal dengan kehadirannya...

Terganggu oleh sms-sms isengnya....

Terganggu oleh pertanyaan-pertanyaan anehnya....

Namun...tanpa kita sadari...

saat ia tiada...

saat sms tak kunjung tiba...

saat telepon tak berdering lama....????

akan ada perasaan kehilangan....

setiap saat melihat ke HP...menunggu deringnya...

setiap saat melongok ke komputer...menunggu onlinenya.....

Dan itukah...??? itukah saudariku....??? yang dinamakan dengan..."MENCINTAI
KARENA ALLAH...???"
itukah...????

itukah....?????????

ya akhi...para ikhwan....

sungguh hati wanita ini lemah....

hati wanita itu mudah terjangkiti virus....

dan bagaimana jika kita telah jatuh cinta...

bagaimana ternyata hati kita sudah saling merindu...menginginkan adanya
kebersamaan...

merindukan adanya kasih yang tanpa akhir...

sementara....KITA BELUM HALAL....!!!!!!

DAN MUNGKIN KITA TIDAK AKAN PERNAH JADI HALAL....!!!!!!


sanggupkah engkau pertanggungjawabkan sms-sms mesramu...???

sangggupkah engkau pertanggungjawabkan telepon mesramu...???

sanggupkah engkau pertanggungjawabkan tangis kami karena mulai
merindukanmu...???

mulai berharap padamu...???

Tolong, kami hanya ingin menjaga diri . Menjaga amal kami tetap tertuju padaNYA.

Karena janji Allah itu pasti. Wanita baik hanya diperuntukkan laki-laki baik.

Ya akhi....ikhwan...calon pemimpin kami di masa depan....

Jika engkau benar-benar serius...mengapa engkau hanya bersembunyi dibalik
internetmu...???

Bersembunyi dibalik HPmu...???

Bersembunyi dalam kata-katamu...????????

kita sudah lelah dengan semua itu...

sungguhpun kita tidak mengharapkan seorang laki-laki BERMENTAL TEMPE...

yang hanya berani di dunia maya...

yang hanya berani di dunia sms...

dan yang lari dari tanggungjawab setelah merasa tidak cocok....

Jika engkau memang sungguh serius...

DATANGLAH PADA ORANGTUA KAMI...!!!

JAWAB PERTANYAAN KAMI DENGAN LANTANG...!! DIHADAPAN KAMI...!!!!

JAWAB PERTANYAAN KAMI SECARA LANGSUNG....!!!!


kami wanita ingin pemimpin yang berani....

kami wanita yang ingin menjaga diri...

kami wanita yang tidak ingin diberi harapan palsu...janji gombal....

kami wanita yang ingin laki-laki yang halal.....

DENGARLAH AKHI...KAMI WANITA YANG BERBEDA...!!!!!!

PERNIKAHAN ADALAH KESUCIAN....

DAN JALAN MENUJU PERNIKAHAN TENTUNYA HARUS SESUCI PERNIKAHAN ITU PULA...!!!


Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup.

Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang
wujud di mana-mana.

Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita solehah yang lain,
dilamar lelaki yang bakal dinobatkan sebagai ahli syurga, memimpinku ke
arah tujuan yang satu.

Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga
harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan
seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, yang mampu
mendebarkan hati jutaan gadis untuk membuat aku terpikat.

Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan
menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah. Akan
tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu
jangan dimubazirkan perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak
untuk begitu.

Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut
perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik
dalam kehidupan kita kelak.

Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu
pada mencari ridha Illahi.
Aku akan merasa amat bernilai andai dapat
menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu. Bahkan aku amat
bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat
juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau
tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid
itu. Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu
impianku.

Aku pasti berendam airmata darah, andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu
kepadaku.

Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai
Allah, kau akan mencintaiku karena-Nya.

Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa.

Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga….


ATAS NAMA TAARUF...???

MUNGKIN SALAH SEORANG LAKI-LAKI AKAN BERTANYA..."


mengapa wanita begitu selektif memilih orang yang akan taaruf.."

maka...

wanita akan menjawab..

suami kami nanti kelak akan menjadi pemimpin kami...

akan kami layani kebutuhannya....

akan kami tunggu kehadirannya...

akan kami berikan jiwa kami...raga kami....

bagaimana mungkin kami lalai dalam memilih calon suami...meski hanya dalam
rangka taaruf...??

suami kami nanti akan menjadi pembimbing agama kami...penjaga kami...pelindung
kami...

bagaimana mungkin kami akan gegabah dalam menentukan pilihan...meski hanya
sebatas tukaran biodata..??

mentaati suami kami adalah salah satu jalan kami ke surga...

ketaatan pada suami adalah lambang kesholihan kami....

bagaimana mungkin kami akan cepat memutuskan siapa pilihan kami meski hanya
sebatas kata..."baik saya setuju...taarufan..."

ya akhi....saudaraku...para ikhwan....

JANGAN TAWARKAN KEISENGAN ATAS NAMA TAARUF PADA KAMI...!!!!!

KETAHUILAH...KAMI ADALAH WANITA YANG BERBEDA...!!!!!

by: seorang murobbi( dia mau dirahasiakan namanya)

Jumat, 16 April 2010

Introduction to Representational Perception


The representational perception exists either in the level of internal representations of objects that do not have a physical manifestation in the environment, or in the level of representations in relation to the objects that do have physical manifestation in the environment. If one for example sits on some lane and perceives the scenery opening in front of him or her, what he or she actually perceives is are the contents of the representational perception rather than a scene that is context free from information.

What this means is that although representations of objects that do have physical manifestation in the environment at the same time they are perceived, the content such as colors are in fact only associated type of information to the representations of the objects, as are for example sounds. When one hears another one speaking, instead of hearing only the sound waves, he or she automatically hears them as words if the sub-conscious has been taught to interpret those patterns of sounds as the words that are then heard, and so it is also in case of everything in the semantic content of the representational perception. There just aren't any content free objects in the representational perception, because it can have only the information given by the sub-conscious brain functions and what it is able to receive through receptors.

In case of environment not having enough semantic, explicit or implicit information for it to be recognized, after semantization and identifying the phenomenon, the conscious valuations done in relations to it are automatically added to its content, increasing the complexity and is afterwards recognized having also the content given to it. The fact that we are for example able to perceive combined dots, circles, curves and lines as words and them, when combined with other words as sentences speak of the recognition of information even before they enter to our consciousness. The fact that we are able to recognize familiar faces having immediate responds to them speaks of the existence of a representational perception we are constantly connected to through the perceptive abilities and the sub-conscious brain functions related to it.

Now, the representational reality and the cognitive representations are composed of combined smaller entities that as combined patterns produce the representations as they are. These representations can again be combined together in relativity with category and each representation can be considered as an outlined and recognized phenomenon. Thus, every valuation concerning any phenomenon or already existing representation is an act of changing its value-relative content via changing the combinatory whole in the phenomenon relative lower-level entities and thereafter the content perceived in the representational perception. One therefore alters the reality one is surrounded with, since the sense of reality is constructed of representation in the level of the conscious mind. This act of altering the content of the representational reality can be of automatically generated content in the sub-conscious or of conscious perception and the valuation related to it, producing both, conscious and unconscious levels to the increasing complexity of the sense of reality, as it alters the interpretational level that produces the representations to consciousness. And as semantizations are made in relations to the complexity one perceives in the representations projected to the internal representational perception, when consciously perceiving and analyzing them, their internal, given and existing complexity can be recognized and after that, recombined by altering the combination in the lower-level entities, producing relatively different entity in the higher-level of the scope.

Selasa, 13 April 2010

Dreams......


Dreams are secret messages inside images, which are sent by the unconscious mind in order to protect and teach the human side of our conscience basic truths concerning our personality and behavior.

We have to decipher the unconscious secret messages in order to understand the guidance we receive in dreams, according to the discoveries of the psychiatrist Carl Jung at the end of the last century.

Continuing his research I could verify that the unconscious messages are very precious, and that our conscience has to precisely follow the guidance received in dreams, because we inherit a wild conscience in the biggest part of our brain that lives constantly trying to control our behavior.

If most dreams present dangerous situations to the dreamer, this is because the unconscious mind is reflecting in the dream scenes the fight existent between the human conscience and the wild anti-conscience, the primitive part of our conscience that didn't evolve like our human side and is still active inside us. As a matter of fact, it is too active, exactly because it occupies the biggest part of our brain.

This means that our brain has to pass through an indispensable process of development so that we may transform the wild region into a positive part of our human conscience, preserving forever our mental health.

Dreams are very important lessons sent by the ancient unconscious mind, which works like a natural doctor and teacher for us.

When we learn the dream language we see dreams predicting the future, and we can even avoid negative future events by correcting mistakes in our behavior or actions after predicting that something bad could happen to us. This way we can change our destiny.

Dream predictions and warnings are therefore very useful, since they give us the chance to transform the reality we observe.

We dream everyday because we need protection and guidance. We see around five dreams per night, which give us information about the same subjects, since all the dreams we see in the same night are related.

This happens because the unconscious mind tries to show us all the consequences of our mistakes, and because there are many things that we ignore, so we need many examples in order to understand everything.

The importance of the dream messages is basic for us, even though until today many people have ignored this fact.

After continuing Jung's research in the human psyche through dream interpretation, I saw that if one doesn't follow the wise guidance of the unconscious mind in dreams they are in great danger, because the anti-conscience can very easily manipulate their human conscience and control their behavior.

The anti-conscience is our animal self, our primitive personality. We ignore its content, but it is part of our psyche and it constantly interferes in our thoughts.

I transformed the complicated method of dream interpretation discovered by Jung into a very clear and simple method of fast and immediate dream translation, after studying the meaning of dreams, and curing many people that suffered from grave mental illnesses through dream translation for 19 years.

This means that today you can easily learn the dream language, as if it was a simple foreign language, with the difference that it is made by images instead of words, and immediately have a direct communication with the wise unconscious mind that produces your dreams, answering all your questions.


On Mental Perception of Values



We may find ourselves from time to time in circumstances when we mentally perceive the appropriate values for conducting our behavior, and believe that those values are what we are judged upon, although in reality, no such valuations are made in relativity with us, but on the contrary, our actions are judged in relativity with totally different frame of values. Of course we are not aware of it, but why?

The inability to perceive beyond our own experience is caused by the subjectivity of all of our valuations. There might be an objective reality, but such a reality cannot withhold the cognized knowledge that defines the nature of human understanding, composed primarily of representations that emerge from the sub-conscious brain functions after a content generative cycle. Also because we are conditioned to different set of values since our birth ranging with vivid differences between cultures, the circumstances one finds himself or herself from can be as different as if the persons in the same room were the inhabitants of totally different reality.

That how the reality is perceived as is composed of semantic knowledge inside the representational perception of the environment that results for the sensed reality to contain different attributes. Thus even with a same ethnic background, the reality as it is sensed are asymmetric in the level of how the sub-conscious content generative cycle attributes the environment, making the senses of reality to be asymmetric, thus causing the set of circumstances to be different between persons, although the physical world remains as the same root and origin of the formation of the sensed reality.

Mental perception of values is dependent on the innate responses such as for example when a person feels pride from his or her achievements, putting his or her hands to her waist while raising the chin, or on the values that the person has become aware of, such as the code of righteousness or ethics. As they are perceived as representations, the root of their emergence is in the sub-conscious, and we were to for example create cross-cultural understanding and acceptance on different values, we would have create educational material that would enable the person to acquire the cross-cultural values in order to make the brain able to interpret the guiding representations of the actions, similarly as we can educate the sub-conscious to cause the emergence of behavioral values that belong to politeness, or how they can be enabled to interpret sign language.

Minggu, 11 April 2010

WAIT......


There was one thing I used to struggle with for a long time - the "W" word -Waiting. How do you respond to waiting? In what aspect of your life is waiting most difficult for you right now? During the spring season we wait for the first sign of green, the first flower, and the first fruits. In life we wait for the right moment, the right time, the right mate, the right opportunity. Did you know that even after the planning and implementation there is a WAIT. If you are going through any change, what you do during the "WAIT" stage determines HOW quickly you get to your goal. This time is just as important as the planning and you would benefit from maximizing the potential of this time.

Once you have done everything you're supposed to do. The only thing left to do is wait. Not everything is instantaneous. In fact most things are not. Yet what you do while you're waiting will determine if you get your answer any faster. I wish I could tell you your business will bring in $1000 on the first day but I'll be lying to you. I wish I could tell you that you'll make as much as you did on your former job the first week, but I'll be lying to you. So here is how you wait: with Confidence, a right Attitude and Discipline.

  • Confidence - While waiting for your dream to become a reality maintain a quiet, humble assurance. Use this waiting period to develop your faith in your ability to succeed. More importantly develop your faith in the ONE who gave you the ability and the dream. HE alone has the blueprint for your success and if you don't know it, you'll lose confidence. You've laid the foundation through planning and implementation so don't allow the "What If's" to steal your confidence.
  • Attitude - Cultivate an attitude of expectancy. Continue to meditate (contemplate quietly on the vision of success ) at least twice a day. It is a Divine principle for success which means - it does not fail. Be careful with your words. Your words are an open window to your thoughts and feelings. It gives others the opportunity to see what you're thinking and feeling. If you're not careful your words will prolong your waiting phase (unnecessarily).
  • Discipline - In a word -Self Control. While you're waiting you may be tempted to freak out or throw your hands up in the air and give up. This is the time to restrict the negative thoughts (and their resulting actions). It may be time to deliberately remove yourself from negative people and influences. Surround yourself with resources and people that will inspire you and cultivate the mindset and behavior to help you succeed.

Jumat, 09 April 2010

Selecting Crystal Earrings For Your Wife Or Girlfriend




Crystal earrings are one of the most popular pieces of jewelry amongst a majority of women. These are a great way to express your feelings to the woman you love and make a memorable and cherished present. Whether it is a formal occasion, a festivity or any kind of celebration or an informal or casual get together, women love to add the "bling" effect to their attire through a pair of dazzling crystal earrings.

The remarkable part of these earrings is that they are available in a variety of styles and designs. Whether you want to purchase the original Swarovski crystal studded earrings or want to buy the cheaper imitations, the variations available are limitless. Some of the basic styles present in the market are drop earrings, hoops, chandelier and dangling ones. Equally diverse is the range of metals, stones, pearls and beads used in making them. There are deep purple, emerald green, ocean blue, black and clear pearl ones made with gold, silver or oxidized black metal which can be bought for as little as below a hundred dollars to as much as over thousands.

With such a great variety to choose from, the question is what to select that would make a great gift for your woman. Apart from the basic budget concerns, there are few pointers regarding the basic styles which will help you tremendously in making the right decision and spending your money on the right jewelry item.

For a more formal occasion, drop or chandelier varieties are perfect for a touch of glamour. These are also preferred by more sophisticated, elegant and classy women. Hoops are a favorite amongst girls with more playful and bubbly personalities. They do not necessarily have to be worn on formal occasions or with more formal dresses; rather they are an equally good way of pulling off a more casual look. Previously, clip-on earrings were also in high demand but they have been out of fashion for a long time now; however, if your woman does not have her ears pierced it might be a good opportunity to look for them. The most important thing is to remember that some people are allergic to certain metals and therefore you should try and purchase earrings that are not made of these offending metals.

Other than these basic tips, it is all about your personal preference and taste and the thought behind your present that counts the most.

Anak SD IT aja bisa tahajud.....


Subhanallah…

hening…hening…sekali ya rabb…

Bibir ini rasanya tiada henti-hentinya ingin berucap mengagungkan asma Allah, bagaimana tidak, anak-anak umur sepuluh tahun kelas lima SD IT Alfurqon tadi malam melaksanakan tahajud bareng, sungguh indah suasana yang trcipta di penghujung malam tadi, membuat serasa bulu kuduk ini merinding, bukan karena takut ada hantu atau setan yang sedang gentayangan yang selalu ingin menciptakan rasa was-was dan ketakutan didalam jiwa manusia, tetapi merinding ini tercipta karena baru kali ini melihat betapa khusu’nya mereka mendirikan sholat tahajud, mungkin kita bertanya-tanya didalam hati,

“ kok bisa anak seperti mereka begitu semngat didalam menjalankan ibadah kepada Allah”

saya tidak bisa lagi untuk menjawab pertanyaan itu, karena yang ada didalam jiwa diri ini adalah rasa kagum dan takjub tak terkira, air mata ini serasa ingin menetes, jika saja tidak ada anak-anak yang melihat mungkin saya sudah menitikkan air mata ini, sungguh hebat kegiatan tadi malam ,meskipun begitu, yang namanya anak-anak sangat susah sekali untuk diatur, apalagi kalau disuruh untuk tidur, uh…itu mah sangat sulit, apalagi mereka berkumpul dengan satu sama lainnya, maklumlah pada saat ini mereka sedang dididik di SD IT Alfurqon yang sejatinya mengutamakan iman dan alhlak anak didiknya, juga didukung dengan sarana wah …dari sekolah itu sehingga anak-anak ini semakin betah dan menikmati belajar di sekolah islam tersebut, tak tertinggal pula kecerdasan dan kepintaran anak-anak juga didik dengan sangat profesional.

Agak jengkel juga dengan tingkah laku anak-anak tadi malam karena begitu tidak betahnya mereka untuk duduk menikmati setiap sajian acara yang diberikan olehh panitia kegiatan, apalagi ketika acara presentasi dan nonton bareng film “GARUDA DI DADAKU” awalnya begitu semangat, tetapi lama-kelamaan mereka pada minta ingin bubaran sendiri, karena menurut mereka sudah mulai mengantuk ingin tidur, ternyata ketika acara sudah selesai malah bukan langsung tidur, tetapi cerita-cerita, ada yang lari-lari juga ada yang cekakak-cekikik, saking kesalnya sempat juga bilang

“kalau masih belum ada yang mau tidur di jam sekarang makaa sebagai iqofnya kalian dipindahkan tidur ke teras”

Ternyata semuanya mulai memahami maksud dari yang saya ucapkan tadi, akhirnya berangsur-angsurlah semua merebahkan dirinya dikasur empuk masing-masing, selang beberapa lama, kembali lagi penyakit mereka keluar,

“tidak bisa tidur ust…” begitu ungkap salah seorang siswa.

“Ya sudahlah kalau itu keinginan kalian, silahkan saja, tetapi ddi jam setengah tiga nanti kalian bakal dibangunkan untuk sholat tahajud”

‘ siaaapp ust…!!!!” serentak mereka menjawab

Akhirnya kutinggal tidur mereka semuanya, semakin lama terlelap semakain cepat pula waktu berputar, membuatku tiada tersadar bahwasanya waktu yang telah ditentukan untuk sholat tahajud telah tiba, tetapi yang buat aku heran setengah mati ternyata anak-anak lebih dahulu bangun dari pad ust dan bundanya, apa mungkin semalam mereka tidak tidur sama sekali?” begitu pikirku

“ah….” langsung kutepis pikiran itu

“oke…smuanya, silahkan untuk bersiap-siap mengambil air whudu, karena sebentar lagi kita akan melaksanakan sholat tahajud bareng”.

Selang beberapa menit kemudian seluruh siswa ikhwan sudah memasuki masjid guna melaksanakan sholat tahajud, semuanya sudah mulai rapi menempati posisi sajadah masing-masing sehingga tidak perlu lagi untuk diatur, pada saat sholat tahajud akan mulai dilaksanakan, mereka membuat aku terkejut dan terpana sekaligus terkagum-kagum dengan tingkah pola mereka, begitu antusias mereka sehingga semuanya hening, tertib, rapi dan tidak ada yang mengobrol didalam masjid pada saat dilaksanakan sholat tahajud tersebut

“Waah….kalau begini terus semangat mereka, pasti, keberkahan ilmu akan turun kepad mereka

“…smoga kalian menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah serta taat kepada kedua orang tuamu nak, dan juga menjadi anak yang cerdas, baik itu cerdas dalam bidang agama dan cerdas dalam menyikapi kehidupan ini nak….” begitu doaku

(ditulis oleh supriadi beganti namo “ smangat terus anak-anakku…!!!”)

Bila Aku Jatuh Cinta


Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau

Allahu Rabbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh

Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan
kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu

Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu

Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu...
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu

Amin !

by: dudung.net

Rabu, 07 April 2010

CATATAN HATI SEORANG IKHWAN


Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Demi waktu. Sesungguhnya semua orang benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal salih, serta saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati untuk menetapi kesabaran.” (QS. al-’Ashr: 1-3)

Teman tahukah kalian bagaimana jika hati tersakiti????

semuanya pasti kompak menjawab…”Tidaaaakkkk Eeeennnnaaaaakkk”
Tentu saja tidak enak, makan menjadi tidak nafsu, tidur pun tidak nafsu, kepala pusing, bahkan segala aktifitas terasa sangat mengganggu, rasanya hanya ingin berdiam diri, menangis, merana sendiri di dalam kamar sambil meratapi setiap masalah yang terjadi.

Duh…rabbi…, mengapa kau turunkan masalah ini kedalam diri ini, apakah masalah itu bagian dari ujianMU yang nantinya mampu menaikkan derajat hambaMU ini, ataukah ini adalah sebagai bentuk dari azab yang sengaja kau turunkan untuk menghukum diri ini yang terlalu lama terbuai dalam lamunan kenikmatan hidup dunia, atau mungkin….dan mungkin…..

hehhh…rasanya tidak mampu lagi diri ini berkata terlalu banyak.
Niat awal dari para pencari tuhan adalah menjadi seorang hamba yang taat beribadah dan menjalankan setiap bentuk amal kebaikan, sehingga dia mampu menjadi seorang yang sangat berjasa untuk dirinya sendiri dalam membentuk jiwa empati yang teramat sangat, namun seiring dengan perputaran waktu, detik, menit, jam, dan hari, niat itu kini berubah arah, mencari jalannya sendiri seolah-olah dia memiliki sebuah pedoman ataupun peta petunjuk dalam mencari asal dari sebuah niat yang tulus.

Pada saat niat awal dari kebaikan itu mulai mencari jalannya sendiri menuju sebuah jalan yang membingungkan para penempuhnya, maka tersesatlah dia dari jalan yang benar, tetapi disini ternyata ada sebuah metoda yang sangat perlu untuk kita uraikan supaya jangan sampai jalan yang ditempuh menyesatkan dan membuat sebuah amalan yang kita lakukan akan sirna bak debu yang berada di atas batu licin kemudian di terpa oleh hujan deras, sehingga tidak ada noda ataupun bekas di batu tersebut.

Menyedihkan memang jika sebuah niat yang sengaja di azzamkan(ditekadkan) di awal mula melakukan aktivitas harus ternodai oleh sebab-sebab penyakit hati yang sudah sejak lama bersemayam didalam diri orang tersebut, awalnya niat kita lurus dilandasi karena ingin mengharapkan ridho dari Allah azza wa jalla, ternyata harus menelan pahitnya ludah kita sendiri dengan berakhirnya aktivitas kita, justru tidak memperoleh apa-apa, kalau kata seorang guru sewaktu saya masih menginjakkan kaki di TPA( taman pendidikan alqur’an ) hanya mendapatkan huruf “ Fa dan Ya”, wah kalau hanya memperoleh letih dan capek saja lebih baik tidak usah untuk melakukan aktivitas, mending dirumah santai-santai, nonton tivi, atau tidur-tiduran, badan bisa rileks otak dan otot tidak tegang, atau baca alqur’an ditambah dengan baca buku referensi islam sehingga mampu menambah kadar keimanan dan wawasan keislaman kita, tetapi semua itu ternyata haruslah seimbang dalam menjalankan aktivitas kita, apalagi yang bisa membuat diri kita terjerumus kejurang penyakit riya’, karena bahasanya, setiap amalan yang akan kita lakukan harus kontinue dan berkesinambungan, makanya amalan yang terkadang sekaligus dikerjakan dalam satu waktu mudah membuat orang keletihan dan hilang ghiroh untuk menjalankannya lagi, bahkan bisa jadi amalan ini akan tertolak dikarenakan timbul penyakit riya’ tersebut.

Coba saja dibayangkan tentang bagaimana seseorang yang dengan sengaja menjalani sebuah aktivitas besar kemudian aktivitas itu dilihat oleh orang banyak, sangat besar kemungkinan untuk orang tersebut jatuh kedalam riya’ karena amalan itu sengaja dikerjakannya diwaktu tersebut dan saat itu saja, tetapi tidak mesti semua orang begitu karena semuanya tergantung niat dan kadar keimanan masing-masing, atau kita ambil satu sample lainnya tentang seseorang yang juga melakukan aktivitas tetapi dia berkesinambungan melakukan amalan tersebut, terus saja setiap hari misalnya dia membaca alqur’an dan itu posisinya juga sama seperti orang yang ada diatas selalu dilihat oleh orang banyak, nah disini akan sangat kecil kemungkinan untuk terjerumus kedalam penyakit riya’, mengapa saya katakan seperti itu? pernah mendengar sebuah kalimat “ALA BISA KARENA BIASA”, kata-kata ini mengandung makna, bahwasanya orang yang setiap harinya “BIASA” menjalankan sebuah aktivitas, entah itu mau ibadah, kerja ataupun yang lainnya, justru akan sangat mungkin untuk “BISA” mengendalikan diri agar tidak terjerumus kedalam jurang penyakit riya’, karena dia telah terbiasa dengan aktivitasnya itu, pun dengan orang lain yang setiap hari melihatnya seperti itu akan berkata

” wah itu sudah biasa bro tiap ari emang gitu kerjanya, so…biarin aja dink”

Nah makanya disini saya sengaja menulis ulasan ini agar kita dapat memahami arti dari sebuah niat tersebut, bukan berarti saya sebagai orang yang menulis lebih soleh dari anda-anda semua, tidak, saya cuma ingin berbagi tentang sebuah eksistensi daripada niat, agar nantinya kita mampu merealisasikannya kedalam kehidupan keseharian kita dengan atau tanpa niat buruk yang nantinya akan merusak dan menggerogoti amalan kita, karena kita tidak tahu apakah nantinya amalan ini mampu menjadi amal terbaik disisi Alaah azza wa jalla, atau amalan ini hanya sebuah amal yag kita bisa banggakan didunia namun dihadapan Allah ini adalah amalan terjelek kita, atau malah seluruh amalan kita adalah amalan yang paling buruk daripada amalan saudara-saudara kita, wah kalau ini yang terjadi cepat-cepat kita istighfar minta ampun kepada Allah azza wa jalla, sehingga kita bisa diberikan pengampunan dan kekuatan untuk terus melangkah melakukan sebuah amalan tanpa ada niatan untuk memperoleh pujian, sanjungan, yang mampu melenakan kita kealam fantasi yang nun jauh disana. Semoga bermanfaat

(dituis oleh supriadi beganti namo…”perbaiki amalan kita saudaraku”)

Jumat, 02 April 2010

Sejarah Singkat Imam Malik

Sejarah Singkat Imam Malik

Dalam sebuah kunjungan ke kota Madinah, Khalifah Bani Abbasiyyah, Harun Al Rasyid (penguasa saat itu), tertarik mengikuti ceramah al muwatta' (himpunan hadits) yang diadakan Imam Malik. Untuk hal ini, khalifah mengutus orang memanggil Imam. Namun Imam Malik memberikan nasihat kepada Khalifah Harun, ''Rasyid, leluhur Anda selalu melindungi pelajaran hadits. Mereka amat menghormatinya. Bila sebagai khalifah Anda tidak menghormatinya, tak seorang pun akan menaruh hormat lagi. Manusia yang mencari ilmu, sementara ilmu tidak akan mencari manusia.''

Sedianya, khalifah ingin agar para jamaah meninggalkan ruangan tempat ceramah itu diadakan. Namun, permintaan itu tak dikabulkan Imam Malik. ''Saya tidak dapat mengorbankan kepentingan umum hanya untuk kepentingan seorang pribadi.'' Sang khalifah pun akhirnya mengikuti ceramah bersama dua putranya dan duduk berdampingan dengan rakyat kecil.

Imam Malik yang bernama lengkap Abu Abdullah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin Haris bin Gaiman bin Kutail bin Amr bin Haris al Asbahi, lahir di Madinah pada tahun 712 M dan wafat tahun 796 M. Berasal dari keluarga Arab terhormat, berstatus sosial tinggi, baik sebelum maupun sesudah datangnya Islam. Tanah asal leluhurnya adalah Yaman, namun setelah nenek moyangnya menganut Islam, mereka pindah ke Madinah. Kakeknya, Abu Amir, adalah anggota keluarga pertama yang memeluk agama Islam pada tahun 2 H. Saat itu, Madinah adalah kota ilmu yang sangat terkenal.

Kakek dan ayahnya termasuk kelompok ulama hadits terpandang di Madinah. Karenanya, sejak kecil Imam Malik tak berniat meninggalkan Madinah untuk mencari ilmu. Ia merasa Madinah adalah kota dengan sumber ilmu yang berlimpah lewat kehadiran ulama-ulama besarnya.

Kendati demikian, dalam mencari ilmu Imam Malik rela mengorbankan apa saja. Menurut satu riwayat, sang imam sampai harus menjual tiang rumahnya hanya untuk membayar biaya pendidikannya. Menurutnya, tak layak seorang yang mencapai derajat intelektual tertinggi sebelum berhasil mengatasi kemiskinan. Kemiskinan, katanya, adalah ujian hakiki seorang manusia.

Karena keluarganya ulama ahli hadits, maka Imam Malik pun menekuni pelajaran hadits kepada ayah dan paman-pamannya. Kendati demikian, ia pernah berguru pada ulama-ulama terkenal seperti Nafi' bin Abi Nuaim, Ibnu Syihab az Zuhri, Abul Zinad, Hasyim bin Urwa, Yahya bin Said al Anshari, dan Muhammad bin Munkadir. Gurunya yang lain adalah Abdurrahman bin Hurmuz, tabi'in ahli hadits, fikih, fatwa dan ilmu berdebat; juga Imam Jafar Shadiq dan Rabi Rayi.

Dalam usia muda, Imam Malik telah menguasai banyak ilmu. Kecintaannya kepada ilmu menjadikan hampir seluruh hidupnya diabdikan dalam dunia pendidikan. Tidak kurang empat khalifah, mulai dari Al Mansur, Al Mahdi, Hadi Harun, dan Al Ma'mun, pernah jadi murid Imam Malik. Ulama besar, Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi'i pun pernah menimba ilmu dari Imam Malik. Belum lagi ilmuwan dan para ahli lainnya. Menurut sebuah riwayat disebutkan murid terkenal Imam Malik mencapai 1.300 orang.

Ciri pengajaran Imam Malik adalah disiplin, ketentraman, dan rasa hormat murid kepada gurunya. Prinsip ini dijunjung tinggi olehnya sehingga tak segan-segan ia menegur keras murid-muridnya yang melanggar prinsip tersebut. Pernah suatu kali Khalifah Mansur membahas sebuah hadits dengan nada agak keras. Sang imam marah dan berkata, ''Jangan melengking bila sedang membahas hadits Nabi.''

Ketegasan sikap Imam Malik bukan sekali saja. Berulangkali, manakala dihadapkan pada keinginan penguasa yang tak sejalan dengan aqidah Islamiyah, Imam Malik menentang tanpa takut risiko yang dihadapinya. Salah satunya dengan Ja'far, gubernur Madinah. Suatu ketika, gubernur yang masih keponakan Khalifah Abbasiyah, Al Mansur, meminta seluruh penduduk Madinah melakukan bai'at (janji setia) kepada khalifah. Namun, Imam Malik yang saat itu baru berusia 25 tahun merasa tak mungkin penduduk Madinah melakukan bai'at kepada khalifah yang mereka tak sukai.

Ia pun mengingatkan gubernur tentang tak berlakunya bai'at tanpa keikhlasan seperti tidak sahnya perceraian paksa. Ja'far meminta Imam Malik tak menyebarluaskan pandangannya tersebut, tapi ditolaknya. Gubernur Ja'far merasa terhina sekali. Ia pun memerintahkan pengawalnya menghukum dera Imam Malik sebanyak 70 kali. Dalam kondisi berlumuran darah, sang imam diarak keliling Madinah dengan untanya. Dengan hal itu, Ja'far seakan mengingatkan orang banyak, ulama yang mereka hormati tak dapat menghalangi kehendak sang penguasa.

Namun, ternyata Khalifah Mansur tidak berkenan dengan kelakuan keponakannya itu. Mendengar kabar penyiksaan itu, khalifah segera mengirim utusan untuk menghukum keponakannya dan memerintahkan untuk meminta maaf kepada sang imam. Untuk menebus kesalahan itu, khalifah meminta Imam Malik bermukim di ibukota Baghdad dan menjadi salah seorang penasihatnya. Khalifah mengirimkan uang 3.000 dinar untuk keperluan perjalanan sang imam. Namun, undangan itu pun ditolaknya. Imam Malik lebih suka tidak meninggalkan kota Madinah. Hingga akhir hayatnya, ia tak pernah pergi keluar Madinah kecuali untuk berhaji.

Pengendalian diri dan kesabaran Imam Malik membuat ia ternama di seantero dunia Islam. Pernah semua orang panik lari ketika segerombolan Kharijis bersenjatakan pedang memasuki masjid Kuffah. Tetapi, Imam Malik yang sedang shalat tanpa cemas tidak beranjak dari tempatnya. Mencium tangan khalifah apabila menghadap di baliurang sudah menjadi adat kebiasaan, namun Imam Malik tidak pernah tunduk pada penghinaan seperti itu. Sebaliknya, ia sangat hormat pada para cendekiawan, sehingga pernah ia menawarkan tempat duduknya sendiri kepada Imam Abu Hanifah yang mengunjunginya.


Dari Al Muwatta' Hingga Madzhab Maliki


Al Muwatta' adalah kitab fikih berdasarkan himpunan hadits-hadits pilihan. Santri mana yang tak kenal kitab yang satu ini. Ia menjadi rujukan penting, khususnya di kalangan pesantren dan ulama kontemporer. Karya terbesar Imam Malik ini dinilai memiliki banyak keistimewaan. Ia disusun berdasarkan klasifikasi fikih dengan memperinci kaidah fikih yang diambil dari hadits dan fatwa sahabat.

Menurut beberapa riwayat, sesungguhnya Al Muwatta' tak akan lahir bila Imam Malik tidak 'dipaksa' Khalifah Mansur. Setelah penolakan untuk ke Baghdad, Khalifah Al Mansur meminta Imam Malik mengumpulkan hadits dan membukukannya. Awalnya, Imam Malik enggan melakukan itu. Namun, karena dipandang tak ada salahnya melakukan hal tersebut, akhirnya lahirlah Al Muwatta'. Ditulis di masa Al Mansur (754-775 M) dan baru selesai di masa Al Mahdi (775-785 M).

Dunia Islam mengakui Al Muwatta' sebagai karya pilihan yang tak ada duanya. Menurut Syah Walilullah, kitab ini merupakan himpunan hadits paling shahih dan terpilih. Imam Malik memang menekankan betul terujinya para perawi. Semula, kitab ini memuat 10 ribu hadits. Namun, lewat penelitian ulang, Imam Malik hanya memasukkan 1.720 hadits. Kitab ini telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa dengan 16 edisi yang berlainan. Selain Al Muwatta', Imam Malik juga menyusun kitab Al Mudawwanah al Kubra, yang berisi fatwa-fatwa dan jawaban Imam Malik atas berbagai persoalan.

Imam Malik tak hanya meninggalkan warisan buku. Ia juga mewariskan mazhab fikih di kalangan Islam Sunni, yang disebut sebagai Mazhab Maliki. Selain fatwa-fatwa Imam Malik dan Al Muwatta', kitab-kitab seperti Al Mudawwanah al Kubra, Bidayatul Mujtahid wa Nihaayatul Muqtashid (karya Ibnu Rusyd), Matan ar Risalah fi al Fiqh al Maliki (karya Abu Muhammad Abdullah bin Zaid), Asl al Madarik Syarh Irsyad al Masalik fi Fiqh al Imam Malik (karya Shihabuddin al Baghdadi), dan Bulgah as Salik li Aqrab al Masalik (karya Syeikh Ahmad as Sawi), menjadi rujukan utama mazhab Maliki.

Di samping sangat konsisten memegang teguh hadits, mazhab ini juga dikenal amat mengedepankan aspek kemaslahatan dalam menetapkan hukum. Secara berurutan, sumber hukum yang dikembangkan dalam Mazhab Maliki adalah Al-Qur'an, Sunnah Rasulullah SAW, amalan sahabat, tradisi masyarakat Madinah (amal ahli al Madinah), qiyas (analogi), dan al maslahah al mursalah (kemaslahatan yang tidak didukung atau dilarang oleh dalil tertentu).

Mazhab Maliki pernah menjadi mazhab resmi di Mekah, Madinah, Irak, Mesir, Aljazair, Tunisia, Andalusia (kini Spanyol), Marokko, dan Sudan. Kecuali di tiga negara yang disebut terakhir, jumlah pengikut mazhab Maliki kini menyusut. Mayoritas penduduk Mekah dan Madinah saat ini mengikuti Mazhab Hanbali. Di Iran dan Mesir, jumlah pengikut Mazhab Maliki juga tidak banyak. Hanya Marokko saat ini satu-satunya negara yang secara resmi menganut Mazhab Maliki.

Sumber: http://www.kotasantri.com/galeria.php?aksi=DetailArtikel&artid=170